Ini kisah yang turun temurun diceritakan tentang karomah wali Allah yang bisa berjalan di atas air dan mengangkat kapal yang tenggelam.
Sebuah kapal yang
sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan siap
mengarungi samudera, meninggalkan pelabuhan di Mesir.
Saat kapal itu berada
di tengah lautan tiba-tiba saja datanglah petir yang diiringi ombak yang kuat
membuat kapal itu terombang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat
untuk menghindari kapal tenggelam. Tapi semua usaha mereka sia-sia
saja.
Semua orang yang
berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada
kapal dan diri mereka. Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat
seorang lelaki yang sedikitpun tak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil
berzikir kepada Allah SWT. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang
terumbangambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan sholat di atas
air.
Beberapa anak kapal
yang melihat perilaku lelaki yang berjalan di atas air itu langsung saja berkata, “Wahai wali
Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!” Lelaki itu tidak memandang
ke arah orang yang memanggilnya. Awak kapal itu memanggil lagi, “Wahai wali
Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”
Kemudian lelaki itu
menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, “Ada masalah apa?”
Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Anak kapal itu berkata, “Wahai
wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir
tenggelam ini? “Wali itu berkata, “Dekatkan dirimu kepada Allah.” Para
penumpang itu berkata, “Apa yang mesti kami buat?” Wali Allah itu berkata,
“Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat.” Kesemua mereka sanggup
meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka
berkata, “Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa
kami semua selamat.” Wali Allah itu berkata lagi, “Turunlah kamu semua ke atas
air dengan membaca Bismillah.”
Dengan membaca
Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan
menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berdzikir. Tidak
berapa lama kemudian, kapal yang mengandung muatan beratus ribu ringgit itu pun
tenggelam ke dasar laut. Habislah semua barang-barang perniagaan yang
mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat,
mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.
Salah seorang dari
anak kapal berkata lagi, “Siapakah kamu wahai wali Allah?” Wali
Allah itu berkata, “Saya adalah Awais Al-Qarni.” rkata lagi, “Wahai
wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta
fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir.” WaliAllah
berkata, “Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul
akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?” Peniaga itu
berkata, “Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah.”
Setelah wali itu
mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan sholat dua
rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah swt agar kapal itu
ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.Tidak berapa lama kemudian, kapal itu
timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang
perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.
Setelah itu dinaikkan
kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang
dituju. Sesampai di Madinah, awak kapal yang berjanji dengan wali Allah itu
langsung menunaikan janjinya dengan membagi-bagikan harta kepada
semua fakir miskin di Madinah sehingga tidak ada seorang pun fakir miskin yang
tak kebagian.
Beberapa waktu
kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah.
SAAT DIMANDIKAN JENAZAHNYA...
Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Dan Syeikh Abdullah
bin Salamah menjelaskan, "ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku
pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat
penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak
terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang
pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina
Umar r.a.)
Meninggalnya Uwais
al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang
amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan
untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir
yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak
diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap
melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.
Mereka saling
bertanya-tanya : "Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ?
Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki
apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi,
ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya
manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah
sedemikian banyaknya.
Agaknya mereka adalah
para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.
Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa "Uwais al-Qorni"
ternyata ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit.
1 comment:
Post a Comment