Maka ditegurlah ia oleh Nabi Ilyas AS yang berkata: “Hentikanlah tangisanmu, wahai lelaki, karena engkau dengan tangisanmu telah berbuat dosa!”. Pria buta itu berkata: “Wahai fulan, katakanlah kepadaku, apakah melihat seorang Nabi Allah yang telah membangkitkan orang yang mati dan menurunkan api dari langit itu suatu dosa?”
Nabi Ilyas AS menjawab: “Engkau tidak berkata benar, wahai saudara, karena Ilyas sama sekali tidak bisa melakukan sesuatu apa pun seperti yang engkau ungkapkan tadi. Karena ia seorang yang seperti engkau juga, bahkan seluruh penduduk bumi ini tidak mampu untuk menciptakan seekor lalat pun!”
Pria buta menjawab: “Engkau mengatakan demikian, wahai lelaki, karena barangkali engkau pernah ditegur oleh Ilyas atas sebagian dari dosa-dosamu, karena itu engkau membencinya!”
Nabi Ilyas AS menjawab: “Semoga engkau telah berkata benar, karena apabila aku membenci Ilyas, wahai saudara, niscaya aku akan semakin mencintai Allah, dan setiap kali aku semakin benci kepada Ilyas, maka aku semakin cinta kepada Allah.”
Kemudian marahlah si pria buta tersebut dengan sangatnya, dia berkata: “Demi Allah, engkau seorang yang durhaka !, Dapatkah seseorang mencintai Allah tetapi membenci Nabi-Nya ? Pergilah kau dari sini, karena aku tidak sudi lagi mendengarkan omonganmu !”
Nabi Ilyas AS menjawab: “Wahai saudaraku, sesungguhnya kini engkau telah melihat dengan fikiranmu, betapa besarnya bahaya penglihatan badan itu, karena engkau menginginkan cahaya untuk melihat Ilyas sementara engkau membenci Ilyas dengan jiwamu”.
Si pria buta itu menjawab: “Hai kau, enyahlah kau dari sini!, karena engkau ini
seorang syaitan yang menghendaki agar aku berdosa kepada Nabi Ilyas AS,
hamba Allah itu !”.
Kemudian Nabi Ilyas AS menarik nafas, kemudian beliau berkata dengan air mata yang berlinang: “Sesungguhnya engkau telah berucap benar, wahai saudara, karena tubuhku ini yang engkau ingin melihatnya telah memisahkanku dari Allah”.
Pria buta tersebut menjawab: “Sungguh aku tidak ingin melihatmu, bahkan andai aku memiliki dua mata pun, akan kupejamkan keduanya agar tidak melihatmu !”.
Ketika itu Nabi Ilyas AS mengatakan: “Ketahuilah, wahai
saudaraku, bahwa sebenarnya aku ini adalah Ilyas !”. Si pria buta itu
menjawab: “Sungguh engkau telah berkata tidak benar (bohong)!“. Ketika itu
murid-murid Nabi Ilyas AS berkata kepadanya: “Wahai saudara, sungguh dia
ini adalah Nabi Allah, Ilyas sendiri. Dia ini bukan orang lain dan
benar-benar Nabi Ilyas AS”.
Maka si pria buta tersebut berkata: “Jika dia betul-betul Nabi Ilyas,
maka hendaklah dia terangkan kepadaku, dari keturunan siapakah aku ini ? Dan,
bagaimana sampai aku bisa menjadi buta ?”. Nabi Ilyas AS menjawab:
“Engkau adalah dari keturunan Lawi (Lawi adalah salah seorang dari putra
Nabiyullah, Nabi Ya’qub AS). Dan tentang butamu, ketika engkau berada di dalam
rumah ibadah, yaitu dekat dengan Allah Yang Maha Qudus, engkau telah memandang
kepada seorang perempuan dengan syahwat, maka Rabb kita telah menghilangkan
penglihatanmu!”.
Maka menangislah si
pria buta itu dan berkata: “Ampunilah aku, yaa Nabiyullah yang qudus (suci),
karena aku telah bersalah dalam pembicaraan tadi, dan andaikata aku dapat
melihatmu niscaya aku tidak berbuat kesalahan seperti tadi !”.
Nabi Ilyas AS pun menjawab: “Semoga
Rabb (Tuhan) kita mengampuni engkau, wahai saudara. Karena aku mengetahui bahwa
engkau telah berucap benar tentang apa yang menyangkut diriku. Oleh karena itu,
semakin aku membenci diriku maka semakin pula aku bertambah kecintaan kepada
Allah. Dan jika engkau melihat aku, niscaya padamlah keinginanmu yang tidak
diridhai Allah itu. Karena Ilyas bukanlah yang menciptakanmu, tetapi
Allah-lah Dzat Yang menciptakanmu.”
Kemudian Nabi Ilyas AS menyambung uraiannya sambil menangis: “Sungguh
aku ini adalah seorang syaitan terhadap yang menyangkut dirimu, karena aku
telah memalingkan engkau dari Pencipta-mu. Jika demikian, maka menangislah,
wahai saudara, karena tiada cahaya bagimu yang memperlihatkan kepada engkau
antara Kebenaran dengan kebathilan. Andaikan ada cahaya itu padamu, niscaya
engkau tidak akan meremehkan ajaranku. Dari itu kukatakan kepadamu, bahwa
banyak yang ingin melihatku, dan mereka datang dari tempat yang jauh untuk
sekedar melihatku, sementara mereka melalaikan nasihat-nasihatku. Karenanya,
demi keselamatan mereka, lebih baik mereka tidak mempunyai mata. Karena,
barangsiapa yang merasa senang dengan suatu makhluk, apapun itu, sementara dia
tidak bersungguh-sungguh dalam mencari keridhoan Allah, maka dia adalah orang
yang telah membuat berhala dalam hatinya dan telah meninggalkan Allah”.
Kisah Nabi Ilyas AS Dengan Pria Buta ini diriwayatkan di
dalam Kitab Injil Barnabas. Kisah Nabi Ilyas AS ini diriwayatkan oleh
seorang Nabi yang bergelar Ruhullah, yakni Nabi ‘Isa Al-Masih AS setelah
melalui waktu berabad-abad. Ketika selesai menceritakan kisah ini, kemudian
Nabiyullah yang mulia, Nabi ‘Isa AS sambil bernafas panjang dan berkata:
“Sudahkah kalian memahami segala apa yang dikatakan Ilyas ?”. Para murid
Nabi ‘Isa AS menjawab: “Sungguh kami telah memahami, dan kami heran setelah
mengetahui bahwa di bumi ini tiada yang tidak menyembah berhala kecuali sedikit
saja”.
No comments:
Post a Comment