النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ
ۖ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ ۗ
“Nabi itu
(hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan
istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 6).
Ayat ini
menjelaskan bahwasanya istri-istri Rasulullah ﷺ adalah
ibunya orang-orang yang beriman. Rasulullah ﷺ memiliki
11 orang istri. Semuanya disebut sebagai ibu orang-orang yang beriman (Ummahatul
Mukminin). Di antara istri beliau ﷺ adalah Ummul
Mukminin Maimunah binti al-Harits radhiallahu ‘anha.
Allah ﷻ sebut
istri-istri Nabi ﷺ sebagai ibu orang-orang yang
beriman. Tentu ironis, ketika kita –yang mengaku sebagai
orang-orang yang beriman- lebih mengenal artis dari ibu kita sendiri. Sesuatu
yang wajar kita tahu siapa ibu negara. Tidak tahu dengan ibu sendiri? Hmm..
Mari
sejenak mengenal ibu kita, Ummul Mukminin Maimunah binti al-Harist radhiallahu
‘anha.
Nasabnya
Beliau
adalah Maimunah binti al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Hazm bin Ruwaibah
bin Abdullah bin Hilal. Ia dilahirkan pada tahun 29 sebelum hijrah dan wafat
pada 51 H bertepatan dengan 593-671 M. Ibunya adalah Hindun binti Auf bin
Zuhair bin al-Harits bin Hamathah bin Hamir.
Ummul Mukminin Maimunah
binti al-Harits memiliki saudara-saudara perempuan yang luar biasa. Mereka
adalah Ummul Fadhl Lubabah Kubra binti al-Harits, istri dari al-Abbas bin Abdul
Muthalib. Kemudian Lubabah Sughra Ashma binti al-Harits, istri dari al-Walid
bin al-Mughirah, ibunya Khalid bin al-Walid. Saudarinya yang lainnya adalah
Izzah bin al-Harits. Ini saudari-saudarinya se-ayah dan se-ibu. Adapun
saudarinya seibu adalah Asma binti Umais, istri dari Ja’far bin Abi Thalib
(Muhibuddin ath-Thabari dalam as-Samthu ats-Tsamin, hal: 189).
Kedudukannya
Kedudukan
beliau yang paling utama adalah istri Rasulullah ﷺ, di
dunia dan di surga kelak. Beliau adalah ibunya orang-orang beriman. Saudari
dari Ummul Fadhl, istri paman Rasulullah ﷺ,
al-Abbas bin Abdul Muthalib. Bibi dari tokohnya para sahabat, Abdullah bin
al-Abbas dan Khalid bin al-Walid, radhiallahu ‘anhum ajma’in
(adz-Dzahabi dalam Siyar A’almin Nubala, 2/238).
Keutamaan
lainnya, Ummul Mukminin Maimunah meriwayatkan sejumlah hadits dari
Rasulullah ﷺ. 7di
antaranya termaktub dalam Sahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.
Ada satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari sendiri. 5 hadits oleh
Imam Muslim sendiri. Dari kedua imam ini saja ada 13 hadits yang diriwayatkan
dari beliau (adz-Dzahabi dalam Siyar A’almin Nubala, 2/245). Hadits
yang jadi amal jariyah beliau. Ilmu bermanfaat yang dibaca dan diamalkan
kandungannya oleh kaum muslimin hingga akhir zaman.
Rasulullah
ﷺ pernah
memujinya dan saudari-saudarinya dengan sabda beliau ﷺ,
الأَخَوَاتُ مُؤْمِنَاتٌ: مَيْمُونَةُ زَوْجُ
النَّبِيِّ، وَأُمُّ الْفَضْلِ بنتُ الْحَارِثِ، وسَلْمَى امْرَأَةُ حَمْزَةَ،
وَأَسْمَاءُ بنتُ عُمَيْسٍ هِيَ أُخْتُهُنَّ لأُمِّهِنَّ
“Perempuan-perempuan
beriman yang bersaudara adalah Maimunah istri Nabi, Ummul Fadhl binti
al-Harits, Salma istrinya Hamzah (bin Abdul Muthalib), Asma binti Umais. Mereka
semua saudara seibu.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir
12012, al-Hakim dalam al-Mustadrak 6801 dan ia mengatakan shahih
berdasarkan syarat Muslim. Al-Alabani juga mengomentari shahih dalam as-Silsilah
ash-Shahihah 1764).
Dari sini
dapat kita ambil pelajaran, untuk mendapatkan jodoh yang baik, perlu kita
berkaca dengan kedudukan dan kualitas diri. Maimunah ditahbiskan Rasulullah ﷺ sebagai
wanita beriman. Ia juga memiliki lingkar keluarga yang luar biasa. Terdiri dari
tokoh-tokoh para sahabat dan pemuka umat Islam. Maaf, kadang sebagian orang
mengidamkan pasangan shaleh dan shalehah, tapi mereka tidak berusaha menjadikan
diri mereka berkualitas.
Menikah
dengan Manusia Terbaik
Ummul Mukminin Maimunah
adalah janda dari Abi Ruhm bin Abdul Uzza. Saat “proses” dengan Rasulullah ﷺ,
Al-Abbas bin Abdul Muthalib menjadi comblang keduanya. Al-Abbas menawarkannya
kepada Rasulullah ﷺ di Juhfah. Pernikahan digelar
pada tahun 7 H (629 M) dan sekaligus menjadi pernikahan terakhir Rasulullah ﷺ.
Ada yang
menyebutkan bahwa Maimunah radhiallahu ‘anha lah yang menawarkan diri
kepada Nabi. Karena prosesi lamaran Nabi berlangsung saat Maimunah berada di
atas tunggangannya. Maimunah berkata, “Tunggangannya dan apa yang ada di
atasnya (dirinya) adalah untuk Allah dan Rasul-Nya. Lalu Allah ﷻ
menurunkan ayat,
وَامْرَأَةً مُؤْمِنَةً إِنْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا
لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ أَنْ يَسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَكَ مِنْ
دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan
perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau
mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin.”
(QS:Al-Ahzab | Ayat: 50).
Disebutkan
bahwa nama sebelumnya adalah Barrah. Lalu Rasulullah ﷺ
menggantinya menjadi Maimunah.
Hikmah Pernikahan Rasulullah ﷺ dengan Maimunah
Pernikahan
ini memberi berkah luar biasa bagi bani Hilal, keluarga Ummul Mukminin
Maimunah. Bani Hilal lebih termotivasi dan tertarik memeluk Islam. Nabi
Muhammad ﷺ menjadi
bagian dari keluarga besar mereka. Hal ini menjadi dorongan besar untuk duduk
dan mendengar sabdanya. Hingga mereka pun menyambut dan membenarkan risalahnya.
Mereka memeluk Islam karena taat dan pilihan, bukan karena paksaan (Muhammad
Fatahi dalam Ummahatul Mukminin, hal: 206).
Rasyid
Ridha mengatakan, “Diriwayatkan bahwa paman Nabi, al-Abbas, yang menawarkan
Maimunah kepada Nabi. Dan dia adalah saudari dari istri al-Abbas, Ummul Fadhl
Lubabah Kubra. Atas permintaan Ummul Fadhl, al-Abbas meminangkannya untuk Nabi.
Al-Abbas melihat maslahat luar biasa dari pernikahan ini, jika tidak tentu ia
tak akan menaruh perhatian sedemikian besarnya” (Muhammad Rasyid Ridha dalam Nida’
lil Jinsi al-Lathif fi Huquqil Insan fil Islam, hal: 84).
Rumah Tangga Maimunah dan Nabi
Ummul Mukminin Maimunah
menyerahkan urusan pernikahannya kepada saudarinya, Ummul Fadhl. Lalu Ummul
Fadhl mengajukannya kepada al-Abbas. Kalau dalam dunia percomblangan era
sekarang, al-Abbas lah yang memegang biodata Maimunah lalu ia tawarkan kepada
Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ
menyambut tawaran pamannya. Lalu menikahi Maimunah dengan mahar 400 dirham
(Ibnu Katsir dalam as-Sirah an-Nabawiyah, 3/439). Pelajaran dari sini,
comblang seseorang juga menjadi faktor kualitas calon yang ia pilihkan.
Comblang Maimunah adalah paman Rasulullah ﷺ, tidak
tanggung-tanggung, manusia terbaik jadi calon yang ia pilihkan.
Dengan
masuknya Maimunah binti al-Harits radhiallahu ‘anha dalam lingkar
ahlul bait, menjadi salah seorang istri Nabi ﷺ, maka ia
memiliki peran besar dalam meriwayatkan kabar perjalanan hidup Rasulullah ﷺ.
Sebagaimana firman Allah ﷻ,
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ
اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
“Dan
ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah
nabimu).
Sesungguhnya
Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 34).
Al-Baghawi
mengatakan, “Maksud dari firman Allah ‘Dan ingatlah apa yang dibacakan di
rumahmu dari ayat-ayat Allah’ adalah Alquran. Sedangkan ‘Hikmah’ menurut
Qatadah adalah as-Sunnah. Dan Muqatil mengatakan, ‘Hukum-hukum dan
wasiat-wasiat yang terdapat dalam Alquran’.” (al-Baghawi dalam Ma’alim
at-Tanzil, 6/351).
Inilah di
antara hikmah besar berbilangnya pernikahan Rasulullah ﷺ. Semakin
banyak periwayat (dalam hal ini istri Nabi) yang meriwayatkan ucapan dan
perbuatan Nabi ﷺ di dalam rumah tangganya,
maka semakin kuat riwayat tersebut. Banyak hadits-hadits yang tidak kita temui
dalam muamalah Nabi dengan para sahabat dan masyarakat, tapi kita dapati dalam
muamalah Rasulullah ﷺ bersama para istrinya.
Tentang mandi, wudhu, dan apa yang beliau lakukan di rumah. Tentang sunnah
beliau saat hendak tidur, saat tidur, dan terjaga dari tidur. Tentang masuk dan
keluar rumah. dll. Tidak ada yang bisa menceritakannya dengan detil, kecuali Ummahatul
Mukminin radhiallahu ‘anhunna.
Wafatnya Ibunda Maimunah
Ibunda
Maimunah binti al-Harits radhiallahu ‘anha wafat di Sarif, wilayah antara
Mekah dan Madinah. Beliau wafat pada tahun 51 H/671 M, di usia 81 tahun (Ibnu
Saad dalam ath-Thabaqat al-Kubra, 8/140). Semoga Allah ﷻ meridhai
beliau dan mengumpulkan kita bersama ibu kita –orang-orang yang beriman- di
surganya kelak.
Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhamma ﷺ berserta
istri-istri dan keluarganya.
No comments:
Post a Comment